Kamis, 21 April 2011

Analisis Teori Kepuasan Kerja

I. PENDAHULUAN
Kepuasan kerja dalam teori motivasi Maslow menempati peringkat yang tinggi. Sebab ia berkaitan dengan tujuan manusia untuk merealisasikan dan mengaktualisasikan potensi dirinya dalam pekerjaan. Namun motivasi ini kadang terbendung oleh berbagai ragam kerutinan, hambatan lingkungan kerja yang kurang seimbang, atau situasi dan perangkat kerja yang secara ergonomis tidak mendukung peningkatan produktivitas kerja. Stres yang dialami karyawan dan kepuasan kerja yang didambakan seolah merupakan dua kondisi yang bukan saja berkaitan, tetapi sekaligus antagonistis.
Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan. Apabila karyawan memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka laju roda pun akan berjalan kencang, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. Di sisi lain, bagaimana mungkin roda perusahaan berjalan baik, kalau karyawannya bekerja tidak produktif, artinya karyawan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang rendah.
Adalah menjadi tugas manajemen agar karyawan memiliki semangat kerja dan moril yang tinggi serta ulet dalam bekerja. Berdasarkan pengalaman dan dari beberapa buku yang pernah saya baca, biasanya karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Untuk itu merupakan keharusan bagi perusahaan untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat karyawan puas bekerja di perusahaan. Dengan tercapainya kepuasan kerja karyawan, produktivitas pun akan meningkat.
Banyak perusahaan berkeyakinan bahwa pendapatan, gaji atau salary merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepuasan karyawan. Sehingga ketika perusahaan merasa sudah memberikan gaji yang cukup, ia merasa bahwa karyawannya sudah puas. Sebenarnya kepuasan kerja karyawan tidak mutlak dipengaruhi oleh gaji semata. Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, diantaranya adalah kesesuaian pekerjaan, kebijakan organisasi termasuk kesempatan untuk berkembang, lingkungan kerja dan perilaku atasan.
Untuk lebih meyakini bahwa kesempatan berkembang merupakan faktor utama bagi kepuasan kerja karyawan, kita dapat membandingkan tingkat kepuasan karyawan baru dan karyawan lama di perusahaan. Karyawan baru cenderung mempunyai tingkat kepuasan lebih tinggi dibandingkan karyawan yang masa kerjanya lebih lama. Hal ini dikarenakan, biasanya karyawan baru mendapatkan perhatian lebih dari Manajemen, terutama dari atasannya langsung. Perhatian lebih ini dikarenakan sebagai karyawan baru, tentu pihak manajemen akan menjelaskan tanggung jawab dan tugas mereka. Sehingga terjalin komunikasi antara atasan dan bawahan. Hal ini membuat mereka merasa diperhatikan dan bersemangat untuk bekerja. Bahkan tidak sedikit karyawan baru yang mendapatkan beberapa training untuk menunjang tugasnya di awal masa kerja.
Sementara itu, karyawan lama yang sudah bekerja dalam kurun waktu tertentu, akan merasakan kejenuhan. Mereka menginginkan adanya perubahan dan tantangan baru dalam pekerjaannya. Tantangan ini mencakup baik dari sisi besarnya tanggung jawab atau mungkin jenis pekerjaan. Ketika perusahaan tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkembang, hal ini akan membuat mereka demotivasi, malas bekerja dan produktivitasnya turun. Apabila perasaan ini dirasakan oleh sebagian besar karyawan lama, bisa dibayangkan betapa rendahnya tingkat produktivitas perusahaan secara keseluruhan dan bila dibiarkan perusahaan akan merugi.
II. PERMASALAHAN
Salah satu perusahaan rokok terkenal PT. XYZ di Jawa Timur yang sudah beroperasi lebih 80 tahun lamanya telah menciptakan suatu budaya perusahaan yang menjadi visi dan misi perusahaan untuk ke arah produktivitas yang baik.
Namun terjadi demonstrasi di Divisi Transportasi PT. XYZ disebabkan oleh adanya kebijakan manajemen untuk menggunakan jasa transportasi luar perusahaan untuk pengiriman barang-barang ke berbagai daerah. Keputusan manajemen menggunakan jasa angkut pihak luar ini, karena pengiriman barang ke berbagai sering mengalami keterlambatan. Dengan dipakainya jasa transportasi pihak luar ini, maka para sopir dan kernet merasa insentif yang diterimanya akan berkurang. Begitu juga premi perjalanan luar kota, uang lembur maupun kompensasi lainnya akan hilang. Inilah yang memicu para sopir dan kernet berunjuk rasa melakukan demonstrasi terhadap pimpinan perusahaan.
III. TUJUAN
Penulis ingin menganalisa mengapa terjadi kasus demonstrasi para sopir dan kernet PT. XYZ di Jawa Timur terhadap pimpinan perusahaan.
IV. TEORI
Suatu organisasi/Perusahaan terdiri dari input, proses dan outcomes. Input adalah komponen-komponen yang ada di luar lingkungan organisasi antara lain sumber daya manusia dan peraturan pemerintah. Proses meliputi komponen-komponen antara lain motivasi, persepsi, komunikasi, kepemimpinan dan konflik. Sedangkan komponen outcomes antara lain meliputi kinerja individu dan kelompok, serta efektivitas organisasi.
Memahami lebih dalam mengenai salah satu komponen dari organisasi ini , maka kit aperlu memahami bahwa setiap individu sebagai sumber daya ,manusia dalam suatu organisasi/perusahaan memiliki Nilai-nilai kerja (work value), yaitu suatu keyakinan pribadi seorang pekerja tentang hasil apa yang diperkirakan dari pekerjaaannya dan bagaimana seharusnya dia berprilaku dalam bekerja.
Nilai-nilai kerja dibadi 2 yaitu nilai kerja intrinsik (intrinsic work values) dan nilai kerja ekstrinsik (extrinsic work value). George & Jones memberikan perbandingan antara kedua nilai kerja sebagai berikut dalam tabel:
Nilai kerja intrinsik Nilai kerja ekstrinsik
- Kerja yang menarik - Gaji tinggi
- Kerja yang menantang - Keamanan kerja
- Belajar sesuatu yang baru - Keuntungan kerja
- Membuat konstribusi penting - Status pada komunitas yang lebih luas
- Berpotensi tinggi - Kontak sosial
- Tanggung jawab dan otonomi - Waktu dengan keluarga
- Menjadi kreatif - Waktu untuk hobi
dan karena mereka mempunyai nilai nilai kerja, mereka juga memiliki sikap kerja. Sikap menurut Robbins (2001) adalah suatu pernyataan atau pertimbangan evaluatif mengenai obyek, orang, atau peristiwa. Sikap tidak sama dengan nilai, namun keduanya dihubungkan.
Robbins mengetengahkan bahwa riset perilaku organisasi atau perusahaan telah memfokuskan pada tiga jenis sikap yaitu:
1. Kepuasan kerja (job satisfaction)
Merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.
2. Keterlibatan kerja (job involvement)
Merupakan ukuran derajat sejauh mana seseorang memihak secara
psikologis terhadap pekerjaannya dan menganggap kinerjanya sebagai
ukuran harga diri.
3. Komitmen organisasional (organizational commitment)
Adalah derajat sejauh mana seorang karyawan memihak suatu organisasi \
tertentu dan berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut
dari ketiga jenis sikap yang menjadi komponen penentuan sikap pegawai, maka terbentuklah suatu sikap puas/tidaknya seseorang terhadap pekerjaannya.
Menurut Robbins (2001) kepuasan kerja didefinisikan sebagai suatu sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya. Definisi ini mengandung pengertian yang luas. Dengan kata lain kepuasan kerja merupakan penjumlahan yang rumit dari sejumlah unsur pekerjaan yang terbedakan dan terpisahkan satu sama lain (discrete job elements). Jika mengacu pada George & Jones (2002), kepuasan kerja merupakan kumpulan feelings dan beliefes yang dimiliki orang tentang pekerjaannya. Pengungkapan ketidak puasan pegawai bisa disampaikan dalam 4 cara:
1. Respon Voice (aktif & konstruktif, memberikan saran)
2. Respon Loyalty (pasive: tidak melakukan apapun/constructive:harapan kondisi membaik)
3. Repon neglect (Pasive : tidak mau tau/Destructive:membiarkan kondisi memburuk)
4. Respon Exit (Destructive:karyawan keluar/Active: mencari pekerjaan baru)
V. ANALISIS MASALAH
Dari kerangka pikir diatas, maka menurut saya terjadinya demontrasi disebabkan oleh karena secara nilai ektrinsik dan intrisik para supir merasa tidak memperoleh kepuasan kerja:
Nilai kerja Intrinsik bagi PT”XYZ”
Kerja tidak menarik, Mungkin karena sehari hari hanya menyetir mobil, Kerja kurang menantang,karena sudah terbiasa dengan pekerjaan yang ada jadi tidak adanya tantangan, Tidak belajar suatu yang baru,Tidak membuat kontribusi penting.Karena system sudah berjalan,jadi tinggal menjalankan saja,tanpa harus membuat konsep baru,Tidak menganggap potensi tinggi, karena hanya bisa menyetir, Kurang tanggung jawab dan otonomi,karena gaji dan fasilitas kecil,Kurang kreatif,karena melakukan hal-hal yang monoton setiap hari.
Nilai kerja Ektrinsik bagi PT ‘XYZ”
Gaji tidak tinggi jadi mereka berkerja hanya karena merasa sudah digaji dan enggan bernuat lebih dari pekerjaan mereka, Keamanan Kerja,tidak ada keamanan kerja karena dipakai transportasi luar dari perusahaan, keuntungan kerja,tidak akan adanya keuntungan kerja lagi,karena tidak ada premi perjalanan, uang lembur dan kompensasi yang lain hilang karena adanya transportasi dari luar, status pada komunitas yang lebih luas,Kontak sosial, waktu dengan keluarga, waktu untuk hobi, mungkin memang tidak bisa punya banyak waktu untuk hal tersebut.
Dengan Nilai nilai tersebut diatas maka timbul sikap yang diakibatkan oleh :
1. Job Satisfaction berkurang ,ditandai dengan demonstrasi dengan tuntutan perbaikan fasilitas dan kompensasi yang meningkat tiap tahun.
2. Job Involvement berkurang, karena merasa dianggap tidak mampu sehingga menyentuh ego harga diri mereka.
3. Organizational Commitment adalah personal need, mereka lebih mementingkan uang yang bisa masuk ke kantung mereka ketimbang profesionalisme perusahaan secara keseluruhan.
Dan terbentuknya sikap itu membuat mereka memilih untuk mengungkapakan ketidak puasan mereka secara Respon Voice (aktif dan konstruktiv), mereka mengeluarkan suaa dengan cara demontrasi. Intinya mereka tetap mau supaya transportasi tidak diserahkan pada pihak luar tapi tetap dijalankan oleh mereka.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari kasus demonstrasi di perusahaan PT. XYZ Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa manajemen perusahaan PT. XYZ di Jawa Timur belum memahami dan mengerti konsep-konsep nilai, sikap dan kepuasan kerja dalam implementasi Perilaku Organisasi atau Perusahaan
Seharusnya sebelum mengambil suatu kebijakan dan keputusan perusahaan terutama untuk merubah kebijakan perusahaan yang sudah lama dan rutin dilakukan, manajemen perusahaan harus memahami dan mempelajari terlebih dahulu konsep-konsep nilai, sikap dan kepuasan kerja.
Komunikasi yang efektive seharusnya diambil oleh perusahaan agar bias didapatkan kesepakatan yang menggembirakan. Beberapa petunjuk bagi pimpinan dalam berkomunikasi dengan anggota :
• Pimpinan harus committed terhadap pentingnya komunikasi
• Tindakan harus sesuai dengan perkataan
• Kommit terhadap komunikasi dua arah
• Penekanan pada komunikasi tatap muka
• Pastikan para karyawan mendapatkan informasi yang benar dan cukup
• Dealing with bad news
• Kebutuhan informasi tidak sama bagi setiap karyawan/kelompok
• Treat komunikasi sebagai suatu proses yang terus berjalan
Karena dalam organisasi, komunikasi memiliki empat fungsi, antaralain :
• Menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan anggota organisasi untuk membuat keputusan.
• Sebagai alat untuk memotivasi anggota. Komunikasi dibutuhkan untuk menjelaskan tujuan organisasi, memberikan umpan balik terhadap pencapaian tujuan dan penguatan terhadap perilaku anggota.
• Sebagai alat untuk mengendalikan perilaku.
• Sebagai media untuk mengungkapkan emosi.

Kutipan Novel

Kutipan Novel ”Catatan Diantara Kitab Cinta”

Ipung. Laki-laki yang sempat membuat aku jatuh cinta itu bernama Ipung. Satu-satunya laki-laki yang mengajakku menikah. Satu-satunya laki-laki yang mampu membuat aku merasa menjadi wanita terbaik di dunia. Tapi sekarang aku tidak tahu ada dimana dia.
“Ibuku mau menikah dengan Om Arya. Kata ibuku, Om Arya orangnya baik, jadi ibu memutuskan untuk menikah dengannya”. Suara itu membuatku terpelanting jauh kembali ke masa lalu. Tubuhku seperti menciut. Organ-organnya seperti terlempar oleh tendangan mesin waktu yang membawaku ke masa itu. Masa dimana seorang laki-laki cilik berusia sekitar enam tahunan berjalan pelan di sampingku. Aku berusaha mengimbangi langkah lelaki cilik itu. Dan kaki kecilku yang terbungkus sepatu lucu berwarna-warni, tampak sibuk mengikuti langkah kakinya.
“Xa, kamu temanku yang paling baik. Kamu selalu membela aku saat aku dihukum Bu guru. Aku tahu, aku ini anak yang bandel, tapi aku tidak tahu kenapa ada orang baik seperti kamu yang mau membela anak bandel seperti aku!”
Aku hanya tersenyum waktu itu. Senyumku memang masih terlihat imut untuk ukuran gadis berusia enam tahun. Ya, itu adalah senyumku sebagai anak SD yang tidak mengerti kenapa anak seusia Ipung tampak berpikiran dewasa. Entahlah! Yang aku tahu, ada sebuah kalimat pendeknya yang tidak akan pernah bisa aku lupakan,
“Kamu mau nggak, nikah sama aku?”
Matanya entah menjatuhkan pandangan ke arah mana, yang jelas terlihat dari bibir lelaki cilik itu hanya gerakan-gerakan lucu yang membuatku tak bisa menahan senyum saat mengingatnya. “Kata Ibuku, dia menikah dengan Om Arya karena Om Arya adalah orang baik. Nah, kamu kan selama ini baik banget ke aku, jadi aku ingin menikah sama kamu, Xa!!”
Sekali lagi aku tersenyum. Dan aku hanya bisa diam, sampai akhirnya dia mengalihkan topik pembicaraan.
Aku masih tak habis pikir, darimana dia menemukan kalimat-kalimat seperti itu? Jangan-jangan dia menirukan dialog dari salah satu scene film atau sinetron yang tidak terklasifikasi dengan baik. Aku tahu, bahkan hapal benar judul-judul sinetron dewasa dalam usiaku yang keenam. Hal itu tidak aneh, karena memang sinetron-sinetron dewasa banyak yang diputar tanpa memperhatikan waktu. Akhirnya anak-anaklah yang terkena dampaknya. Mereka dewasa sebelum waktunya. Dan aku adalah salah satu dari jutaan anak-anak yang merasa dewasa sebelum waktunya. Lalu aku menyebutnya Jatuh Cinta. Ya, aku jatuh cinta pada lelaki cilik itu, walaupun aku sendiri tidak pernah tahu, waktu itu, tentang arti cinta yang sering aku agung-agungkan. Aku hanya tahu, bahwa cinta adalah seperti apa yang diajarkan oleh sinetron. Hmp… Entahlah!
Satu bulan setelah itu, Ipung bersama Ibunya, diajak pindah ke Palembang oleh ayah barunya. Palembang memang kota kelahiran ayah barunya itu. Dan sejak saat itu pula aku tidak pernah menemuinya lagi.
Hingga hari ini. Diantara bingkai jendela ini. Diantara suara kumbang pohon dan binatang malam lain yang membuat aku kembali ke masaku yang sesungguhnya. Ke masa dimana aku termangu diantara suara dengkuran Lyan. Hmp… enaknya bisa terlelap semudah itu.

Diambil dari Novel CATATAN DIANTARA KITAB CINTA by Saeful Nurdin @ 2004

Kamis, 07 April 2011

Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar belakang
bagian ini berisikan uraian atau penjelasan yang berkaitan dengan fenomena fenomena atau alasan alasan yang mendasari mahasiswa atau peneliti memilih atau tertarik untuk memilih tema yang ditulis.
1.2 Rumusan dan batasan masalah
Atas dasar latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, pada bagian ini mahasiswa atau peneliti mulai mengidentifikasi, membatasi dan selanjutnya merumuskan masalah yang hendak diteliti. Setelah rumusan masalah ada mahasiswa atau peneliti dapat menterjemahkan perumusan masalah tersebut dalam bentuk kalimat pertanyaan penelitian.
1.3 Tujuan penelitian
Bagian berisi tujuan penelitian yang hendak dicapai, dan hal ini seharusnya mengacu kepada rumusan dan pertanyaan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Sedikit berbeda dengan tujuan penelitian, sub bab manfaat penelitian berisikan manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan mahasiswa atau peneliti tersebut.
1.5 Metode penelitian
Bagian yang berisikan bagaimana secara ilmiah, penelitian akan dilakukan poin poin penting dalam bagian ini adalah :
1.5.1. objek penelitian
1.5.2. data atau variabel
1.5.3 metode pengumpulan data atau variabel
1.5.4 hipotesis
1.5.5 alat analisis yang digunakan

1.6 Agenda penelitian
Bagian ini hanya ada selama mahasiswa atau peneliti masih dalam tahap pengajuan usulan penelitian dan dihilangkan dalam penulisan format selanjutnya.



Bab II. Landasan Teori
2.1 Kerangka Teori
Bagian ini berisikan berbagai pengertian dan pemahaman mengenai teori yang benar-benar relevan dengan topik dan variabel.
2.2 Kajian Penelitian Sejenis
Bagian ini berisikan kajian mahasiswa atau peneliti terhadap hasil hasil penelitian sejenis atau penelitian yang memiliki kesamaan topik atau variabel dengan topik atau varibel yang sedang dan diteliliti oleh mahasiswa atau peneliti.
2.3 Alat Analisis
Bagian berisi penjelasan rinci (rumus, formulasi, langkah-langkah perhitungan, dsb) mengenai berbagai alat analisis deskriptif dan kualitatif yang digunakan dalam analisis masalah/pembahasan.

Bab III. Metode penelitian
3.1 objek penelitian
3.2 data atau variabel yang digunakan
3.3 metode pengumpulan data
3.4 hipotesis
3.5 alat analisis yang digunakan
Bab 3 ini dibuat untuk memberikan ruang yang lebih luas lagi bagi mahasiswa atau peneliti dalam menguraikan dan menjelaskan penelitian yang akan digunakan.sementara keadaan sub bab 1.5. terlalu ringkas khususnya untuk materi materi penelitian dnegan mengunakan data primer dan melakukan survey.

Bab IV : Pembahasan
4.1 Data dan profil objek penelitian
Bagian berisikan data dan profil singkat objek dan penelitian
4.2 Hasil penelitian dan analisis atau pembahasan
Dalam bagian ini mahasiswa atau peneliti mulai mnyajikan data dan hasil penelitian dan mulai menganalisis secara deskriptif (dengan tabel, grafik, flow, dan sejenisnya) serta mengkobinasikannya dengan analisis kuantitatif yang telah disebutkan dibagian subbab 1.5.5

BAB V : Penutup
5.1 Kesimpulan
Bagian ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian mahasiswa atau peneliti, yang ada primnsipnya merupan jawaban dan pertanyaan penelitian yang ada.
5.2 Saran
Isi yang ada pada bagian ini harus di prioritaskan pada saran terhadap butir butir kesimpulan yang ada
5.3 Keterbatasan penelitian (optional)
Untuk beberapa kasus materi penelitian dan mungkin juga mahasiswa, bagian ini dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai keterbatasan yang dalam penelitian.